Ada 2 sahabat yang selalu bersama dalam susah maupun senang, mereka bernama Dudung dan Maman, mereka masih berusia 16 tahun yang duduk di bangku SMA Kelas 3.
Dudung terlahir dari keluarga yang sederhana saja sedangkan Maman dari anak yang cukup kaya, tetapai Maman tidak pernah mengejek Dudung.
Maman selalu member semangat kepada Dudung agar tidak putus asa dalam menggapai cita-cita dan memikirkan keadaan orang tuanya yang susah mencari uang walaupun untuk sesuap nasi. Dudung pun semakin semangat atas perkataan Maman. “Terima kasih Man, kamu telah memberikanku kekuatan untuk manjalani kehidupan ini, kamu memang sahabatku yang baik. “Kata Dudung sambil mamaluk Maman. “Ya sama-sama Dung,” kata Maman menepuk pundak Dudung.
Ketika Maman dan Dudung sudah lulus dari SMA dan meginjak usia 18 tahun mereka berdua memikirkan pekerjaan Maman yang berasal dari anak yang cukup kaya, tetapi dia tetap mau berdua dan bekerja bersama Dudung.
Pada saat itulah Dudung dan Maman mulai berfikir untuk pergi ke kota Jakarta untuk merantau dan mencari pekerjaan di Jakarta. Merekapun pergi ke Jakarta, sesampainya di Jakarta merekapun sudah pucing mencari tempat tinggal untuk tidur, pada saat itu mulai malam Dudung dan Maman hanya bisa duduk di teras toko karena belum mendapatkan tempat tinggal.
Besoknya mereka masih terus mencari tempat tinggal dan di rumah susunlah mereka mendapat tempat berteduh, walaupun sempit tetapi harganya lumayan murah. Dudung dan Maman tidak istirahat dan tidur-tiduran mereka langsung bergegas mencari pekerjaan lewat informasi lewat media massa, seperti koran, majalah, dll. Ada sebuah perusahaan yang mencari karyawan. Dudung dan Maman langsung melamar ke perusahaan tersebut, tetapi yang diterima hanya Dudung, Dudung-pun senang tetapi dia juga sedih karena temannya Maman tidak di terima di perusahaan tersebut.
Dudung-pun selalu memberi semangat kepada Maman dan masih membantu Maman untuk mencari pekerjaan di perusahaan atau mall dan minimarket, disebuah minimarket lah Maman melamar pekerjaan dengan keahlian dan sebuah ijazah dari SMA Mamanpun diterima di perusahaan tersebut.
Keesokan harinya mereka berangkat bekerja bersama dengan pekerjaannya masing-masing, minimarket tempat kerja Maman tidak jauh dari perusahaan dari tempat Dudung bekerja. Pada saat jam makan siang merekapun makan di tempat yang sama walaupun di warung yang sederhana mereka sangat menikmati makanan tersebut, terkadang yang membayar makanan di warung itu Maman dan Dudung juga kadang mebayarinya.
Pada suatu hari Dudung yang bekerja di sebuah perusahaan kenal dengan seorang wanita yang bernama Olivia yang menjabat sebagai wakil direktur di perusahaan tersebut. Tanpa disangka Maman juga mengenal Olivia mereka sangat akrab begitu juga dengan Dudung dan Olivia. Dudung dan Maman mencintai Olivia. Tanpa sepengetahuan Dudung, Maman jalan sama Olivia di sebuah mall. Pada saat itu Dudung juga sedang jalan ke mall untuk membeli barang-barang kesehariannya. Dudung pun tahu Maman sedang jalan bersama Olivia, wanita yang disukainya sekaligus menjabat sebagai wakil direkturnya.
Dudung pun menghampiri Maman menanyai Dudung “ Kenapa jalan dengan cewe yang aku sukai ?” Tanya Dudung. “Maaf Dung aku tidak tahu kalau cewe itu yang kamu cintai.” Jawab Maman . dudung pun tidak menghiraukan kata-kata dari Maman, Dudung langsung pergi.
Maman pun langsung mengajak Olivia pulang, sesampainya di rumah Maman langsung menghampiri Dudung yang sedang duduk di tangga rumah. “ Dung maaf soal yang tadi aku tidak tahu sama sekali Olivia pun tidak bercerita dengan aku,” kata Maman. Dudung pun juga tidak menghiraukan kata-kata Maman, dia langsung masuk ke kamarnya.
Besoknya Dudung bekerja dan bertemu dengan Olivia, “ Man, kemaren kenapa kamu kok langsung ngajak aku pulang ? “ Tanya Olivia. “Gak apa-apa kok itu.” Jawab Maman. Olivia pun masih curiga dengan Maman , Olivia berfikir kalau semua ini pasti kemaren ketika Dudung mengetahui kalau aku jalan sama Maman.
Olivia pun mengajak ketemuan Dudung dan Maman, Maman pun tidak tahu kalau Olivia mengajak ketemu Dudung juga. Dudung pun langsung ingin pergi saja tetapi tangannya di pegang dengan Olivia. Pada saat itula Olivia menjelaskan kepada Dudung kenapa dia jalan sama Maman. Maman pun bertanya belum percaya atas penjelasan Olivia, tetapi Olivia masih mau untuk menjelaskan yang sebenarnya kepada Dudung.
Lalu beberapa jam kemudian, Dudung pun mulai sadar dan berfikir untuk atas masalahnya dan kesalahan dia, karena tidak mau mendengar penjelasan Olivia dan Maman. Dudung pun meminta maaf kepada Olivia dan Maman. Mereka berdua pun memaafkan Dudung. Dudung dan Maman pun pulang begitu juga dengan Olivia. Di jalan terdapat tukang bakso Dudung dan Maman mampir untuk makan dan bernincang – bincang.
Sehabis makan mereka melanjutkan perjalanan pulang, pada saat sampai di rumah, Ibu yang mempunyai rumah susun itu menagih Dudung dan Maman untuk membayar uang kostnya, Dudung dan Maman pun merasa ketakutan kalau mereka sampai keluar dari rumah kost tersebut. Untung Dudung dan Maman menyisihkan uang gaji mereka di sebuah botol roti, mereka langsung membuka botol roti tersebut dan uangnya pun pas untuk membayar kost itu, karena kalau tanpa membuka tabungan mereka, mereka tidak akan bisa menempati rumah itu, sudah yang paling murah dibandingkan kost – kost yang lain yang ada di Jakarta.
Mereka berdua pun semakin semangat dalam bekerja agar dapat membangun rumah yang mewah dan mengajak orang tua mereka untuk tinggal di rumah mewah yang diimpikannya dari dulu agar dapat membahagiakan orang tua dan dapat membalas balas budi orang tua terutama Dudung karena dari keluarga sederhana.
Cita-citanya tersebut dapat mereka gapai dann Dudung dan Maman memiliki istri dan anak masing – masing, tetapi dengan kekayaan tersebut, Dudung dan Maman tidak sombong dan masih meu membantu kepada orang yang membutuhkan.
Persahabatan mereka pun tidak pernah putus, selalu bersama selamanya dalam keadaan suka maupun duka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar